Anik Zuroidah

ANIK ZUROIDAH, S. pd. Mengajar di MtsN 5 Jombang IKATLAH ILMU DENGAN PENA (ALI BIN ABI THOLIB) Maqola ini sangat memotivasi saya untuk selalu menu...

Selengkapnya
Navigasi Web

MAAF TAK BERBATAS

Tantangan Hari ke-73

5 Juli 2020

Tantangan Gurusiana # Tantangan Menulis Hari ke-73

MAAF TAK BERBATAS

Hari itu keluarga Pak Adi sedang bepergian. Seperti biasanya, Bik Inem-lah yang menjaga rumah. Dia adalah asinten rumah tangga keluarga tersebut. Dia sudah 25 tahun bekerja di keluarga ini. Usianya kini 60 Tahun. Saat keluarga Pak Adi berada di luar rumah, Bik Inem-lah yang bertanggung jawab terhadap urusan rumah. Saat itu ada telepon dari Pak Adi. Dia menyuruh mengecek burung piaraan dan ternak ayam yang berada di kandang. Kebetulan saat itu hujan deras. Karena suara hujan, Bik Inem tak mendengar suara Pak Adi. Hingga Pak Adi pun naik pitam. Mendengar suara kerasnya, Bik Inem merasa bergetar tubuhnya. Ia sama sekali tak menduga Pak Adi begitu marahnya. Tubuhnya lemas dan suara keras telepon baginya seolah tiada terdengar. Ia meletakkan gagang telepon dengan pelan. Perasaannya bercampur baur antara sedih, galau dan merasa bersalah.

Sore hari keluarga Pak Adi pulang. Bik Inem tertunduk tak berani menatap Pak Adi. Ia sangat ketakutan. Namun ia segera menemuinya untuk pamit tidak bekerja lagi karena dia merasa sudah tua dan pendengaran berkurang. Ia memberanikan diri pamit tidak bekerja selamanya. Namun Pak Adi tak mendengarnya. Ia pun pulang dengan cepat sambil mengusap air mata.

Keesokan harinya Bik Inem tak masuk kerja. Pak Adi menanyakan kepada isterinya. Barulah ia menyadari kesalahannya. Sore harinya Pak Adi bersama isterinya pergi ke rumah Bik Inem. Saat membukakan pintu, dia tertunduk seolah masih ketakutan. Melihat wajahnya, Pak Adi sangat merasa kasihan. Ia segera minta maaf. Ia tak bermaksud memberhentikan Bik Inem. Pak Adi memegang tangan Bik Inem. Ia meminta maaf. Bik Inem masih belum mampu melupakan peristiwa kemarin. Akhirnya isteri Pak Adi memberikan pencerahan bahwa manusia tak ada yang sempurna. Karena itu sebaiknya suaminya dan Bik Inem saling bermaafan. Barulah suasana mencair. Bik Inem menangis tersedu-sedu. Sementara mata Pak Adi juga berkaca-kaca menyesali perilakunya yang kasar kepada Bik Inem. Ia memaksanya kembali bekerja karena ia akan menebus dosanya terhadapnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alur mantul Bu.

05 Jul
Balas

Berbaikan lebih indah daripada bermusuhan

05 Jul
Balas

Apa beda bik Inem dengan Mak Inem?.....Jadi tak ngerti.....

05 Jul
Balas

Mksh Bu Kartina. Sama. Sudah saya edit.

05 Jul

Belajar untuk saling menghargai.

05 Jul
Balas

saling memaafkan membuat hidup terasa lapang...

05 Jul
Balas

Sepakat, Bund.Sukses dan sehat selalu

05 Jul

Saling memaafkan dan menghargai akan terlahir kedamaian

05 Jul
Balas

Iya, Bu Yenti. Terima kasih

05 Jul

Saling memaafkan tidak akan membuat diri hina justru akan menambah kasih sayang dan kemuliaa antara keduanya, salam kenal

05 Jul
Balas

Terima kasih, Bu Rita. Sukses dan salam kenal juga. Semoga sehat selalu.

05 Jul

Saling memaafkan adalah indah.

05 Jul
Balas

Betul. Salam literasi dan semoga sehat selalu

05 Jul



search

New Post